Sunday, February 8, 2015

PENGUKURAN IKLIM KERJA

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG
Pada suatu lingkungan kerja, pekerja akan menghadapi tekanan lingkungan. Tekanan lingkungan tersebut berasal dari faktor kimia, fisika, psikis dan biologis. Tekanan fisik yang sering terjadi dalam suatu lingkungan kerja salah satunya adalah  keadaan iklim yang sangat mempengaruhi kondisi kerja bagi tenaga kerja. 
            Suasana atau kondisi pada tempat kerja harus didesain senyaman mungkin untuk tenaga kerja. Hal itu dikarenakan pada dasarnya suatu iklim kerja dapat berpengaruh terhadap produktifitas kerja.
Suatu kondisi tempat kerja yang tidak sesuai akan berdampak buruk terhadap akitivitas tenaga kerja. Selain itu, iklim kerja yang terlalu tinggi atau rendah juga sangat berpotensi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu, untuk meminimalisai kecelakaan kerja dalam suatu tempat kerja maka iklim kerja harus cocok dan harus sesuai dengan standard yang ada.
            Melalui matakuliah pengukuran lingkungan kerja ini akan dilakukan suatu pengukuran ikilm kerja guna mengetahui kondisi iklim kerja di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya selain itu pengukuran iklim kerja ini dilakukan untuk mengetahui cara mengantisipasi maupun untuk mengetahui efek  penyakit akibat kerja (PAK) yang disebabkankan oleh iklim kerja pada suatu tempat kerja. 

I.2 RUMUSAN MASALAH
     Rumusan masalah dalam masalah ini adalah :
1. Bagaimana cara agar mahasiswa dapat mengaplikasikan teori keselamatan dan kesehatan kerja dalam praktikum ini?
2. Bagaimana cara melakukan pnegukuran iklim kerja dengan menggunakan weather instrument ?
3. Apa saja yang dapat dianalisa dari hasil pengukuran iklim kerja ?


I.3 TUJUAN
     Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.      Mahasiswa dapat mengetahui kondisi iklim kerja.
2.      Mahasiswa mampu melakukan pengukuran iklim kerja dengan menggunakan weather instrument
3.       Mahasiswa mampu melakukan analisa hasil pengukuran.

I.4 MANFAAT
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1.             Mahasiswa lebih mengetahui tentang iklim kerja di suatu tempat kerja
2.             Mahasiswa lebih mengetahui tentang penyakit akibat kerja (PAK) yang disebabkan oleh efek iklim kerja
3.             Mahasiswa mendapat ilmu pengetahuan  tentang penerapan teori keselamatan dan kesehatan kerja dalam praktikum iklim kerja ini

I.5 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari praktikum ini :
a. Tempat : praktikum pengukuran iklim kerja ini dilakukan di bengkel pengelasan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
b. Waktu : praktikum pengukuran iklim kerja ini dilakukan pada hari jumat tanggal 9   Maret 2013, pukul 13.00 – 16.25 WIB.
Dalam praktikum ini, alat yang digunakan adalah Thermocouple yang dapat membaca suhu kering, suhu bola, suhu basah dan Rh.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Iklim Kerja
Iklim kerja adalah faktor-faktor termis dalam lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan  manusia. Manusia mempertahankan suhu tubuhnya antara 36 -370C dengan berbagai cara pertukaran panas baik melalui konduksi, konveksi dan radiasi. Walaupun banyak faktor yang dapat menaikan suhu tubuh, tapi mekanisme dalam tubuh, membuat suhu tetap stabil .
                        Faktor lingkungan yang mempengaruhi keseimbangan suhu tubuh adalah suhu panas atau dingin yang berlebihan. Suhu lingkungan dipengaruhi oleh adanya  angin, kelembaban,  tekanan udara ruangan dan suhu udara luar ruangan. Apabila tubuh tidak dapat beberadaptasi dengan suhu ekstrim, maka akn timbul gangguan kesehatan .
Beberapa istilah yang harus dipahami:
  1. Temperature suhu kering, t (ºC)
Temperature yang dibaca oleh sensor suhu kering dan terbuka, namun hasil pembacaan tidak terlalu tepat karena adnya pengaruh radiasi panas, kecuali sensornya mendapat ventilasi baik.
  1. Temperature suhu basah, t (ºC)
Temperature yang dibaca oleh sensor yang telah dibalut  dengan kain / kapas basah untuk menghilangakan pegaruh radiasi, yang harus diperhatikan adalah aliran udara yang melewati sensor minimal 5 m/s
  1. Kelembaban relative, Q (%)
Kelembaban relative adalah perbandingan antara tekanan parsial uap air yang ada di dalam udara dan tekanan jenuh uap air pada temperature yang sama.
Setelah pembacaan suhu kering dan suhu basah dilakukan, gunakan chart psikrometri / diagram posikrometri untuk menganalisa hasil pengukuran. Kemudian bandingkan dengan rumus.
Kelembaban relatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran air-udara dalam fase gas (Wikipedia, 2013).
Kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air didefinisikan sebagai rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran terhadap tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut. Kelembaban relatif menggunakan satuan persen dan dihitung dengan cara berikut:
RH = (PH20/P*H20) X 100%    ........................................  (2.1 )
di mana:
RH      adalah kelembaban relatif campuran;
PH20   adalah tekanan parsial uap air dalam campuran; dan
P*H20 adalah tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut dalam campuran.
Setelah melakukan pembacaan pada table psikrometric, dilakukan analisa ISBB terhadap hasil pengukuran.

II.2 Macam-macam iklim kerja
            Kemajuan teknologi dan proses produksi di dalam industry telah menimbulkan suatu lingkungan kerja yang mempunyai iklim atau cuaca tertentu yang dapat berupa iklim kerja panas dan iklim kerja dingin.
a.       Iklim kerja panas
Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat disebabkan oleh gerakan angin, kelembaban, suhu udara, suhu radiasi dan sinar matahari. ( Budiono, 2008)
Salah satu kondisi yang disebabkan oleh iklim kerja yang terlalu tinggi adalah apa yang dinamakan dengan  Hear Stress ( tekanan panas). Tekanan panas adalah keseluruhan beban panas yang diterima tubuh yang merupakan kombinasi dari kerja fisik, faktor lingkungan ( suhu udara, tekanan uap air, pergerakan udara, perubahan panas radiasi ) dan faktor lain. Tekanan panas akan berdampak pada terjadinya :
1.      Dehidrasi
Dehidrasi adalah penguapan yang berlebihan yang akan mengurangi volume darah dan pada tingkat awal aliran darah akan menurun dan otak akan kekurangan oksigen.
2.      Heat rash
Gejala ini bias berupa lecet terus menerus dan panas disertai gatal yang menyengat.
3.      Heat Fatique
Gangguan pada kemampuan motorik dalam kondisi panas. Gerakan tubuh menjadi lambat, kurang waspada terhadap tugas.
4.      Heat cramps
Kekejangan otot yang diikuti penurunan sodium klorida dalam darah sampai tingkat kritis. Dapat terjadi sendiri atau bersama dengan kelelahan panas, kekejangan timbul secara mendadak.
5.      Heat exhaustion  : dikarenakan kekurangan cairan tubuh
6.      Heat Sincope
Keadaan kolaps atau kehilangan kesadaran selama pemajanan panas dan tanpa    kenaikan suhu tubuhatau penghentian keringat.
7.      Heat stroke
Kerusakan serius yang bekaitan dengan kesalahan pada pusat pengatur suhu tubuh. Pada kondisi ini mekanisme pengatur suhu tidak berfungsi lagidisertai hambatan proses penguapan secara tiba-tiba (Ramdan, 2007).
Orang-orang Indonesia pada umumnya beraklimitasi dengan iklim tropis yang suhunya sekitar 29-300 C dengan kelembaban sekitar 85 – 95 %. Aklimatisasi terhadap panas berarti suatu proses penyesuaian yang terjadi pada seseorang selama seminggu pertama berada di tempat panas, sehingga setelah itu ia mampu bekerja tanpa pengaruh tekanan panas.
b.      Iklim kerja dingin
Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Sedangkan pengaruh suhu ruangan sangat rendah terhadap kesehatan dapat mengakibatkan penyakit yang terkenal yang disebut dengan chilblains, trench foot dan  frostbite.
Pencegahan terhadap gangguan kesehatan akibat iklim kerja suhu dingin dilakukan melalui seleksi pekerja yang “fit” dan penggunaan pakaian pelindung yang baik. Disamping itu, pemeriksaan kesehatan perlu juga dilakukan secara periodik. (Budiono, 2008)

II.3  Penilaian Tekanan Panas
Tekanan panas dapat disebabkan oleh berbagai faktor yangselanjutnya dapat digolongkan dalam:
a. Climatic faktor: suhu udara, humidity, radiasi, kecepatan gerakan udara.
b. Non climatic faktor: panas, metabolisme, pakaian kerja dan tingkat aklimatisasi   (Subaris,2007).
Untuk menyederhanakan pengertian maka beberapa ahli menciptakan suatu indeks menurut fungsinya, sebagai berikut:
a.       Suhu efektif yaitu indeks sensoris dari tingkat panas yangdialami oleh seseorang tanpa baju dan kerja ringan dalam berbagai kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliranudara. Cara ini mempunyai kelemahan yaitu tidak memperhitungkan panas radiasi dan panas metabolisme tubuhsendiri.
b.      indeks suhu basah dan bola (Wet Bulp-Globe Temperature Index  dengan rumus untuk pekerjaan yang mengalami kontak dengan sinar matahari :
ISBB = (0,7 x suhu basah) + (0,2 x suhu radiasi) + (0,1 x suhu kering) ............ (2.2)
Sedangkan untuk pekerjaan yang tidak kontak dengan sinar matahari digunakan rumusan sebagai berikut :
ISBB = (0,7 x suhu basah) + (0,3 x suhu radiasi) ........................... (2.3)
c.       Indeks kecepatan pengeluaran keringat selama 4 jam, sebagai akibat dari kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan gerakan udara serta panas radiasi. Dapat juga dikoreksi denganpakaian dan tingkat kegiatan pekerjaan.
d.      Indeks Belding – Hatch yaitu pengukuran tekanan panas dengan menghubungkan kemampuan berkeringat dari orang standar yaitu orang yang masih muda dengan tinggi 170 cm danberat 154 pond, kondisi sehat, kesegaran jasmani baik sertabeaklimatisasi terhadap panas. Metode ini mendasarkan indeksnya atas perbandingan banyaknya keringat yang diperlukan untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimaltubuh untuk berkeringat. Untuk menentukan indeks tersebut diperlukan pengukuran suhu kering dan basah, suhu globe thermometer, kecepatan aliran udara dan produksi panas akibat kegiatan kerja (Ramdan, 2007).

  II.4  Pengukuran Iklim Kerja
Alat yang dapat digunakan adalah Arsmann psychrometer  untuk mengukur suhu basah, termometer bola untuk mengukur suhu radiasi. Selain itu pengukuran iklim kerja dapat menggunakan “Questemp”  yaitu suatu alat digital untuk mengukur tekanan panas dengan parameter Indek Suhu  Bola Basah (ISBB). Alat ini dapat mengukur suhu basah, suhukering dan suhu radiasi. Pengukuran tekanan panas di lingkungan kerja dilakukan dengan meletakkan alat pada ketinggian 1,2 m (3,3kaki) bagi tenaga kerja yang berdiri dan 0,6 m (2 kaki) bila tenagakerja duduk dalam melakukan pekerjaan. Pada saat pengukuranreservoir (tandon) termometer suhu basah diisi dengan aquadest  dan waktu adaptasi alat 10 menit (Tim Hiperkes, 2006).
 Tabel 2.1 paparan panas WBGT yang diperkenankan sebagai NAB    (WBGT dalam oC)
Work
Demands
Acclimatized
Unacclimatized
Light
Moderate
Heavy

Very
Heavy
Light
Moderate
Heavy
Very
Heavy
100% work
29.5
27.5
26
-
27.5
25
22.5
-
75% work
25% rest
30.5
28.5
27.5
-
29
26.5
24.5
-
50% work
50% rest
31.5
29.5
28.5
27.5
30
28
26.5
25
25% rest
75% work
32.5
31
30
29.5
31
29
28
26.5
(Sumber : ACGIH,2005 )
Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas) dengan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) tidak diperkenankan melebihi :
1.      Jenis pekerjaan ringan,WBGTI 30,0˚C
2.      Jenis pekerjaan sedang, WBGTI 26,7˚C
3.      Jenis pekerjaan berat,WBGTI 25,0˚C
Catatan :
  1. Nilai pada tabel di atas berlaku untuk waktu kerja 8 jam sehari, 5 hari seminggu dengan waktu istirahat pada umumnya.
  2. Nilai kriteria untuk pekerjaan terus menerus dan 25% istirahat untuk kerja sangat berat tidak diberikan, mengingat efek biologis (tanpa melihat WBGT) pekerjaan tersebut pada tenaga kerja yang memiliki kondisi kesehatan kurang baik.
 Tabel 2.2 kategori beban kerja dengan kategori tingkat metabolisme
Kategori
Jenis Aktivitas
Resting

Duduk dengan tenang
Duduk dengan sedikit gerakan
Light
Duduk dengan sedikit gerakan tangan dan kaki
Berdiri dengan pekerjaan yang ringan pada mesin atau meja serta banyak gerakan lengan
Menggunakan gergaji meja (table saw)
Berdiri dengan pekerjaan yang ringan/sedang pada mesin atau meja serta sedikit berjalan
Moderate
Menggosok atau menyikat dengan posisi berdiri
Berjalan dengan mengangkat atau menekan dengan beban sedang
Berjalan pada 6 km/jam dengan membawa beban 3 kg
Heavy


Mengergaji dengan tangan
Menyekop pasir kering
Pekerjaan perakitan yang berat pada basis yang tidak terus-menerus
Sebentar-sebentar mengangkat dengan mendorong atau menekan beban yang berat
Very Heavy
Menyekop pasir basah
(Sumber: ACGIH,2005)
ISBB untuk pekerjaan di luar ruangan dengan panas radiasi :
ISBB = 0.7 suhu basah alami + 0.2 suhu bola + 0.1 suhu kering  ............ ( 2.4)

ISBB untuk pekerjaan di dalam ruangan tanpa panas radiasi :
ISBB = 0.7 suhu basah alami + 0.3 suhu bola ............................ (2.5 )

Catatan :
·         Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100-200 Kkal/jam
·         Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 200-350 Kkal/jam
·         Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350-500 Kkal/jam
Spesial condition :
1.      Bila ISBB di ukur di ruang istirahat sama atau mendekati sama dengan ruang kerja
Bila ruang istirahat memakai AC atau dipertahankan kurang lebih 24oC, maka lama istirahat dapat dikurangi 25%, demikian pula bila lam istirahat ditambah, waktu paparan dapat di perpanjang.
2.      Bila irama kerja diatur oleh pekerja, sebesar 30-50% kapasitas kerja max, beban kerja rata per hari tidak lebih dari 330 Kkal/jam
3.      Bila pakaian pekerja adalah dari bahan katun.

II.5  Pengendalian Iklim Kerja Tinggi
Pengendalian heat stress dan heat strain dipusatkan disekitar penyebab dari heat stress dan ketegangan physiologi yang dihasilkan. Hal ini memerlukan :
1.    Pengendalian secara umum
·      Training (pendidikan/latihan)
     Yang dimaksud disini adalah pendidikan atau pelatihan bagi calon tenaga kerja sebelum ditempatkan yang dilaksanakan secara berkala (periodik).
·      Pengendalian tekanan panas melalui penerapan hygiene.
    Yang dimaksud adalah tindakan-tindakan yang diambil oleh perorangan untuk mengurangi resiko penyakit yang disebabkan oleh panas. Termasuk pengendalian tekanan panas melalui penerapan hygiene adalah :
a.    Pengandalian cairan
b.    Aklimatisasi
c.    Self determination : diartikan sebagai pembatasan terhadap pajanan panas dimana tenaga kerja menghindari terhadap cuaca panas apabila ia sudah merasakan terpapar suhu panas secara berlebihan.
d.   Diet : makanan yang terlalu manis atau mengandung karbohidrat berlebihan tidak dianjurkan karena akan menahan cairan melalui ginjal atau keringat.
e.     Gaya hidup dan status kesehatan
f.    Pakaian kerja : Pakaian kerja untuk lingkungan tempat kerja panas sebaiknya dari bahan yang mudah menyerap keringat seperti : bahan yang terbuat dari katun, sehingga penguapan mudah terjadi.
2.   Pengendalian secara khusus
Pengendalian secara khusus dapat dilaksanakan dengan 3 cara :
1.      Pengendalian secara teknis
Cara ini mencakup :
a). Mengurangi beban kerja
b). Menurunkan suhu udara : (bila suhu udara di atas 104˚F (40˚C), tenaga kerja mendapat tambahan pans secara nyata dari udara. Bila suhu udara dibawah 90˚F (32˚C), maka ada pelepasan panas dari tubuh secara nyata. Suhu udara dapat diturunkan dengan memasang ventilasi dengan cara pengenceran dan pendinginan secara aktif).
c). Menurunkan kelembaban udara : (dengan menggunakan ruangan yang dingin akan menurunkan tekanan panas, hal ini disebabkan oleh karena suhu udara dan kelembaban udara yang lebih rendah, sehingga meningkatkan kecepatan penguapan dengan pendinginan).
d). Menurunkan panas radiasi : (bila suhu globe lebih dari 109˚F (43˚C) panas radiasi merupakan sumber tekanan panas secara nyata. Sesunggunhnya lembaran logam atau permuakaan benda yang dapat digunakan sebagai perisai sangat banyak, untuk mengetahui daftar logam atau permuakaan benda yang padat digunakan sebagai perisai.
3. Pengendalian secara administrative adalah perubahan cara kerja yang dilakukan dalam upaya untuk membatasi resiko pemajanan.
4.  Perlindungan perorangan adalah suatu cara pengendalian yang dilaksanakan perorangan(setiap pekerja).
II.6 Perhitungan Beban Kerja dan Rh
Tabel 2.4 Kebutuhan Kalori Per Jam Menurut Jenis Aktivitas
No.
Jenis Aktivitas
Kilo kalori/jam/kg
Berat badan
1
Tidur
0,98
2
Duduk dalam keadaan istirahat
1,43
3
Membaca dengan intonasi keras
1,50
4
Berdiri dalam keadaan tenang
1,50
5
Menjahit dengan tangan
1,59
6
Berdiri dengan konsentrasi terhadap sesuatu objeK
1,63
7
Berpakaian
1,69
8
Menyanyi
1,74
9
Menjahit dengan mesin
1,93
10
Mengetik
2,00
Jenis Aktivitas
Kilo kalori/jam/kg

11

Menyetrika (berat setrika ± 2,5 kg)

2,06
12
Mencuci peralatan dapur
2,06
13
Menyapu lantai dengan kecepatan ± 38 kali per menit
2,41
14
Menjilid buku
2,43
15
Pelatihan ringan (light exercise)
2,43
16
Jalan ringan dengan kecepatan ± 3,9 km/jam
2,86
17
Pekerjaan kayu, logam dan pengecatan dalam industri
3,43
18
Pelatihan sedang (moderate exercise)
4,14
19
Jalan agak cepat dengan kecepatan ± 5,6
4,28

No
Jenis aktifitas
kilo kalori/jam/kg BB
20
Jalan turun tangga
5,20
21
Pekerjaan tukang batu
5,71
22
Pelatihan berat (heavy exercise)
6,43
23
Penggergajian kayu secara manual
6,86
24
Berenang
7,14
25
Lari dengan kecepatan ± 8 km/jam
8,14
26
Pelatihansangat berat (very heavy exercise)
8,57
27
Berjalan sangat cepat dengan kecepatan ± 8 km/jam
9,28
28
Jalan naik tangga
15,80

 Sumber : Soeripto
Tabel 2.4 Kep-men/13/2011 tentang NAB faktor fisik dan kimia di tempat kerja dan ISBB diperkenankan)
Pengaturan waktu kerja setiap jam
ISBB  (˚C )

Beban Kerja
Ringan
Sedang
Berat
75%-100%
31,0
28,0
-
50%-75%
31,0
29,0
27,0
25%-50%
32,0
30,0
29,0
0%-25%
32,2
31,1
30,5


Versi Lengkapnya Silahkan Unduh DISINI